Nyanyian Rindu (bag. 1)

Cinta terkadang harus meninggalkan rindu sepanjang pengharapan itu. Cinta membuat sunyi dikala sendiri. Ini adalah rasa di dalam asa, juga derita jiwa yang penuh dengan dahaga kenikmatan. Kenapa cinta memilih pergi disaat bahagia nyaris sempurna?

Buat apa kebersamaan itu kalau tidak lebih dari sebuah fatamorgana yang hanya indah dikejauhan sana. Tapi akhirnya sirna. Itu tidak lebih seperti mimpi dan akan hilang dikala aku terbangun. Tapi tetap saja meninggalkan perih setelah engkau menghempaskan cinta itu buatku.

Ada bahasa yang ingin Q sampaikan lewat tatapan mataQ. Bahasa kesyukuran karena pernah ada orang dalam cerita kehidupanQ. Dan tidak akan pernah hilang meski perpisahan itu ada. Juga bahasa duka yang mendalam.
Ada warna hati yang terasa berbeda waktu itu, mungkinkah sedih, gembira atau sendu sebab rindu yang sudah mulai menyapa?. Semua terasa dan sepertinya warna itu akan bercerita lain tentang ujung perjumpaan. Apalagi kalau bukan perpisahan yang sebentar lagi akan menyapa cinta yang pernah ada. Seiring langkah yang mulai kian menjauh, dan akhirnya menghilang.

Sejak pelukan terkahir dan menjadi pelukan perpisahan, keindahan demi keindahan itu seolah pudar, bersama gumpalan awan kesunyian. Sendiri membawa serta sepi, sunyi menjadi lukisan paling indah di dinding hati.
Sendiri terasa lebih indah untuk menikmati kidung cinta yang tidak sempurna. Namun, tak ada keinginan untuk membuatnya lebih berkesan, selain memoles pertemuan itu dengan senyum yang dipaksakan.
Hari ini, esok dan hari berikutnya tidak memberikan cerita-cerita bermakna. Sketsa warna itu nampak sama. Tidak lagi berwarna-warni bagai waktu lalu yang tertinggal. Tak terdenagr lagi gaung puisi sebagai pemujaan untuk sang dewi. Sepertinya sang dewi masih terlelap dalam mimpi-mimpi malam.

aQ membiarkan kerinduan itu bertiup seperti sepoi-sepoi angin di musim panas saat mempermainkan dedaunan. Sejuk dan seperti itulah rindu mempermainkan diriQ. Terasa menggelitik dan tidak pernah membiarkan jiwa ragaku melewati kedamaian itu.

aQ membagi kerinduan demi kerinduan itu pada cakrawala. Semuanya percuma, karena hanya akan menghadirkan kerinduan baru.
Inilah perjuampaan sebenarnya terus menjadi harap disetiap malam panjang dan penghias disetiap mimpi-mimpiQ  selama ini. Saat ini, rasa itu seperti lebih nyata dan semakin jelas arah tujuannya.

Note :
tulisan ini hanya sebuah ringkasan dari novel yang pernah saya baca hehehe


0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.