Q
biarkan semua mengalir bagai air dalam sungai kehidupan, dan menyerahkan kepada
sang waktu kapan air itu akan menuju muaranya. Mungkin itulah kisah baru yang
akan Q mulai. Kini
senja tak lagi dilewati sendiri, meski sapaan mentari jingga masih menitipkan
sepi yang berlama-lama dengan sedu sedan yang mendatangkan duka lagi.
Memang
tak ada salahnya mencoba tegar kembali bagai waktu-waktu yang telah pergi. aQ
berusaha keras melakukan itu dengan menepis mimpi-mimpi yang tak lagi pasti.
Mungkin saja yang telah pergi tak akan pernah kembali. Barangkali seperti itulah cinta yang sulit di
kuak dan masih menjadi misteri.
aQ
memikirkan satu cara untuk melupakan apa yang terasa berat dihati saat masalah
itu datang menghinggapi. aQ berdiri di atas motor yang berjalan, dengan kedua
tangan telentang. Lalu aq, membayangkan kalau saat itu aQ terbang.
Sejenak
Q lupakan semua masalah yang menyesakkan dan Q bayangkan kalau aQ bisa terbang,
pasti aQ merasakan apa yang Q bayangkan. aQ dapat melihat bagaimana jingga
matahari terbias dalam air danau sehingga berubah menjadi lukisan alam yang
sempurna.
aQ
membagikan kesedihanQ pada semua yang aku lihat sampai aQ merasakan kalau
kesedihan itu tidak bersisa lagi.
aQ
berusaha menyimpan rasa itu pada kedalaman kenangan bersama seorang terdahulu.
Namun, aQ tidak pernah tahu bagaimana cinta itu akan jelang lagi dengan cara
cinta itu sendiri. Rasa itu begitu saja datang menyapa dan menyentuh.
Bagaimana
fajar itu akan terasa kalau tidak pernah melakukan perjalanan malam? Dan aQ
seperti hanyut dalam perenungan jiwa yang dalam, bukan karena aQ tidak lagi
percaya akan cinta. Tapi, aQ ingin membuat keputusan yang tepat setelah mencoba
membuka pintu hatiku kembali untuk hadirnya cinta yang baru.
aQ
mengabaikan kelelahanQ dan berusaha meraih keceriaan yang hilang. Dan cerita
boleh saja hilang dan ada keinginan untuk mengaggntinya dengan kisah baru,
hingga semuanya ada dan tiada seiring perjalanan hari yang datang dan pergi. Datang
dan pergi lagi, terus begitu dan selamanya akan seperti itu. Tiada yang tau
apakah kisah hari ini, esok dan hari-hari berikutnya akan menjelma menjadi
kebahagiaan atau malah sebaliknya, menjadi duka lara, tidak yang tau.
Tapi,
aQ tidak pernah berharap kalau akhirnya cinta itu akan pergi manjauh dan
akhirnya menghilang. aQ sedih, akhirnya rindu menjadi nyanyian baru dalam
sendiriQ. aQ bagai merasa kehilangan sayap dan merasakan perih ketika sepasang
sayapQ patah tertusuk ilalang.
Kerinduan
itu menjdi sendu yang berkepanjangan. aQ tidak pernah berharap akan hal itu. Tapi,
semuanya telah terjadi dan membuat aQ lelah. Bahkan sangat lelah. Tapi, siapa
yang tau kalau sekali waktu hujan akan datang dan menyuburkan tanaman ilalang
di taman luas yang pernah menjadi saksi menyatunya dua hati yang berbeda.
Tak
ada bicara karena terkadang diam itu menjadi pilihan saat ingin merasakan
keindahan itu lebih sempurna. Namun, haruskah aQ terus-menerus hanyut dalam
kesendirian yang memilukan itu? aQ tidak tau. Dalam diam ada kekhawatiran yang
membuatQ cukup tersiksa.
Cinta
mengehendaki kebahagiaan bagi yang dicintai meski cinta itu tidak di miliki
seutuhnya, atau bahkan cinta itu tidak akan pernah dimiliki. Barangkali itulah
bentuk pengorbanan itu untuk orang yang dicintai.
Kenangan
masa lalu itu memang belum sepenuhnya terlupakan dan memang tidak akan pernah
terlupakan. Karena disana ada penggalan-penggalan keindahan menyertainya. Seberapa
kuatnya aQ menjaga tirai hati itu, akhirnya terkoyak dengan kesombongan kasih
masa lalu. Kemudian meninggalkan segores perih yang membias pada pandaran wajah
yang pucat. Mirip pagi hari yang pemalu dengan seulas senyum kecil yang patah.
Dalam
perjalanan hidup ini, ada yang datang dan ada yang pergi. Ada suka dan ada
duka. Semuanya telah di tata seperti itu, dalam panggung sandiwara kehidupan. Akan
terus seperti itu, hingga datang kehidupan berikutnya yang abadi. Kehidupan yang
penuh dengan pesona cinta.
Lalu,
apalagi yang bisa Q lakukan dalam batas ketidakberdayaanQ, selain merintih,
memohon, dan berharap dalam doa-doa yang sanggup dipanjatkan kepada yang Maha
Kasih.