Edisi curhat :: Semangat. Itu harus!. (Jelang tahun baru)

Udah pertengahan desember nih, akhir tahun 2015 juga. Yup, tak lama lagi mau move on ke 2016. Apa? Move on? (Saya aja belum bisa move on!. Gak deh becanda haha). Uda punya rencana apa di tahun depan? (Rencana apa ya? Lagi mikir.). Atau ada rencana yang belum diselesaikan tahun ini? (Gak papa, saya juga gitu kok. Nyemangatin diri sendiri)

Kira kira apa aja yang sudah terealisasi di taon ini? (Buka buku catatan dulu gih. Emang punya?). Wah, kalau saya mah masih banyak. (Tepok jidat).

Gak usah di sebutin deh, capek ngetiknya.(opps, sorry malas melanda huhu).  Kalau buka buku catatan, pengennya tahun ini gak usah habis deh. Mengingat, menimbang dan memutuskan (ihh apaan sih!) usia juga bertambah tapi belum bisa mewujudkan impian. Sedihnya itu, di situ. Hiks

Pertama, rencana punya kerjaan. Alhamdulillah ya, gak nganggur. (katanya malas? Kok di ketik juga? Hehe). Kedua pengen punya momongan (eh, belum nikah juga pengen punya momongan. Nikah dulu. *maksudnya itu :D. Aduh, kok jadi curhat). Kalau di sebutin bakal panjang banget.

Pokoknya, intinya, pengen banget bahagiain orangtua dulu. Kalau aku belakangan juga gak papa. (Masa?serius?). Kata orang, kalau seorang anak udah bahagia sama kehidupannya otomatis orangtua juga akan merasa bahagia juga. (Gimana pemirsa, bener tidak?) maka dari itu saya akan merasa bahagia meski banyak yang belum bisa aku wujudkan. (Helloe, makanya usaha donk!)

So gais, gak papa belum menemukan impian, yang penting sudah menemukan jati diri. Akan jadi apa, siapa dan bagaimana kita menyikapi setiap hal yang belum kesampaian. Usaha mesti. Berjuang harus. Berdoa jangan ditinggal. Pokoknya kita eh saya harus jadi orang yang lebih, lebih, lebih baik lagi. Dari hari hari kemaren. Kudu dan harus.

Meski 2015 akan berakhir hidup harus jalan terus. Ke depan ya jangan ke belekang. Tahun aja bisa move on kok kita enggak. (Iya ya, nyengir). 2015, bye. 2016 im coming. Udah ya capek ngetiknya. Maklum ngetik pake hp mini sih, ya gitu deh. *opps curhat lagi, gak ding cuma becanda :D.... Oke bye!!!


Kita adalah Sesuatu yang di Kehendaki-Nya.

seperti anak panah,
dimundurkan untuk melesat ke depan,
pernahkah kamu mengalami suatu keadaan yang membuat hidupmu seperti di tarik mundur jauh dari harapan??

pernahkah kamu melihat orang-orang yang dulunya berapi-api tiba-tiba seperti kehilangan semangat bahkan lenyap dari peredaran??

pernahkah kamu melihat atau bahkan merasakan bahwa orang-orang yang pernah kau lihat (atau bahkan dirimu sendiri) mengalami kemunduran itu, lalu tiba-tiba melesat cepat ke depan dan meraih banyak hasil??

kita seperti anak panah di tangan Allah. ada masa-masa anak panaj itu melesat cepat terlepas dari busurnya menuju sasaran yang di maksudkan.

ada masanya anak-anak panah itu harus istirahat dalm kantong-Nya. namun yang di saat yang diperlukan, anak-anak panah itu akan di pasang dalam busurNya, ditarik kebelakang sejauh mungkin untuk menuju sasara. semakin jauh tarikanNya, semakin jauh pula jarak yang akan di tempuh. semakin panjang rentang busur menarik ancang-ancang, makin cepat pula ank panah itu melesat.

jadi, jika kau seperti dalam keadaan yang mundur, bersabarlah. mungkin Allah tengah meletakkanmu di busurNya. menarikmu jauh kebelakng, agar disaat kau dilepaskan, kau memiliki daya dorong yang kuat untuk mencapai sasaran. dan jika kau melihat temanr seorang teman seperti tengah mengalami kemunduran, jangan buru-buru menghakimi dengan mengatakan, "apinya telah padam" atau jangan jangan dia ada dosa.

jadilah teman yang baik, yang mendampingi disaat temanmu sedang "dimundurkan" karena dengan demikian kau ikut menjaganya agar tidak sampai putus asa dan terkulai.

kamu, aku, dia, mereka, kita adalah anak-anak panah di tangan Allah. hidup untuk mencapai suatu sasaran yang sudah di tetapkan. tetaplah semangat, tetaplah bersabar, tetap tekun dalam kebenaran dan senantiasa istiqomah dan tetap berdoa memohon kepada Allah, niscaya Allah akan memberi lebih dari yang kita mohon.

#repostnasihattaqwa@duniajilbab

Rindu

dear,
merindu itu adalah badai nikmat dalam sebuah penantian.
rindu itu memang melelahkan
ketika kau merasakan itu yakinlah aku pun merasakannya

dear,,
kamu tidak sendirian ada aku disini yang menunggumu
jika ruang dan waktu menjaukan jasad kita
tapi hati kita tetaplah dekat

dear,,,
jika rindumu telah lelah aku harap kau tak mengakhirinya
sisakan untukku
suatu saat nanti aku akan memintanya
suatu saat nanti jika kita sudah benar-benar siap
suatu saat nanti jika Tuhan telah merestui

dear,,,,
saat ini jarak adalah bagian dari cerita kita
jarak yang mengajarkan kita arti kebersamaan. Jarak jugalah yang memberi arti kita tentang kesetiaan.

dear,,,,,
ingatlah saat rindumu telah lelah jangan mengakhirinya
sisakan untukku
jika suatu saat nanti Tuhan telah merestui
yakinlah aku dan kamu pasti akan bertemu.

"Sabar dan Doa"

ada saat kita merasa marah, kesal, kecewa berlebihan ketika kenyataan tak sesuai dengan harapan. kadang kita menyalahkan takdir, menganggapnya sebagai dalang utama kekecewaan kita. padahal kita lupa yang kita lakukan itu salah. kita sama saja menyalahkan Allah.

kita seakan lupa siapa kita yang berani menyalahkan yang empunya takdir. kita semua tau tak ada yang bisa mengubah takdir manusia. tapi, kita pernah mendengar takdir bisa kita ubah dengan doa. kita sudah berdoa, berdoa dan berdoa. tapi hasilnya nihil. mungkin saat saat itulah kesabaran kita sedang di uji. sejauh mana dan seluas mana kesabaran kita bisa bertahan.

pasti kita pernah bertanya dalam benak kita "kenapa aku tak mendapat apa yang aku inginkan?".
pasti pernahkan? aku pun tak mengingkari pertanyaan ini. bahkan setiap kali aku menginginkan sesuatu yang tak terpenuhi pertanyaan ini akan muncul dengan sendirinya.

tapi inilah jawaban terbaik yang Allah berikan pada kita,

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui” (Qs. Al-Baqarah : 216)
 "Allah memang tidak menjanjikan langit selalu biru, tapi Dia akan memberikan jalan keluar yang tanpa bisa kita duga". itulah kata kata yang pernah saya baca dalam sebuah buku yang maaf saya lupa judul bukunya apa. tetap berprasangka baik, karena apa yang kita prasangkakan pada Allah itulah yang akan Dia berikan pada kita. seperti sabda Rasulullah yang mengatakan,

ا ذَكَرَنِي فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي وَإِنْ ذَكَرَنِي فِي مَلَإٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلَإٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ بِشِبْرٍ تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ بَاعًا وَإِنْ أَتَانِي يَمْشِي أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً
"Hadits abu hurairah r.a. ia berkata rasulullah saw.bersabda: "Allah berfirman: 'Aku berada pada sangkaan hamba-Ku, Aku selalu bersamanya jika ia mengingat-Ku, jika ia mengingat-Ku pada dirinya maka Aku mengingatnya pada diri-Ku, jika ia mengingat-Ku dalam suatu kaum, maka Aku mengingatnya dalam suatu kaum yang lebih baik darinya, dan jika ia mendekat kepada-Ku satu jengkalmaka Aku mendekat padanya satu hasta, jika ia mendekat pada-Ku satu hasta maka Aku mendekat padanya satu depa, jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan kaki, maka Aku akan datang kepadanya dengan berlari."

sungguh kita hanya manusia biasa yang selalu membutuhkan Dia yang menciptakan kita. aku dan kita semua tak akan pernah luput dari pengawasannya. berdoalah, bersabarlah Allah lebih tau yang kita butuhkan. aku dan kita semua semoga bisa menjadi hamba yang menjadikan Dia satu satunya tempat berharap, menjadikan Dia satu satunya tempat bersandar, menggantungkan segala harapan kita padaNya. hanya Dia.

Allah SwT berfirman, “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang sabar” (QS Ali Imran [3] ayat 146). semoga kita termasuk orang orang yang bersabar. semoga kita tak kehilangan harapan. semoga kita tetap berada di jalanNya. selalu dan selamanya. Aamiin.


Ku Sebut Ini Sebuah Harapan

dear,
bisa saja jarak adalah dinding penghalang untuk kita bersatu
bisa jadi jarak juga yang akan mengajari kita betapa berharganya kebersamaan.

dear,
jarak mungkin membuat kita terpisah jauh
tapi doa akan tetap menyatukan hati kita.

Catatan Akhir Tahun

hanya karena saya tidak mengucapkannya dengan lantang, kalian seperti tidak mendengarku. saya tidak suka !!! bahkan saya sangat tidak menyukainya. meski sekadar gurauan. jadi tolong berhentilah!!!. jangan menyandingkan namaku dengannya karena dia juga pasti tidak menyukainya.
sekali lagi ku katakan, "berhentilah menyandingkan namaku dengannya. aku tidak menyukainya, pun dia juga tidak menyukainya."

aku mungkin masih bisa tersenyum saat itu, tapi tahukah kalian apa yang di katakan hatiku?
cukup aku yang mendengarnya, aku hanya menjaga perasaan kalian. bisakah kalian juga menjaga perasaanku saat itu?. bisakah?

tidak berlebihan jika aku meminta kalian berhenti, kan? jika hanya sekali dua kali, mungkin tidak apa-apa, tapi ini hampir setiap hari aku mendengarnya. sebenarnya aku bosan, mungkin muak juga.

jadi, tolong berhentilah bergurau seperti itu, tidak semua orang menyukai gurauan seperti itu, termasuk aku jua. mungkin sebagian kalian juga tidak menyukainya. menurutku bercanda itu juga ada batasnya, kan?

haruskah aku berteriak agar kalian berhenti melakukan itu padaku? haruskah? selama ini aku berusaha tidak peduli, tapi ini sudah cukup memuakkanku. ini membuat aku geram saat kalian kembali bercanda seperti itu. jika kalian merasa aku berlebihan menanggapi hal ini, dan menganggap aku seperti apapun, maka teruskanlah. tapi aku tidak tau akan seperti apa sikapku pada kalian.

"karena sikap saya tergantung sikap anda terhadap saya"


"Apapun ini, ini hanya sebuah catatan yang membosankan, ku tulis dalam keadaan yang membosankan, saya pun merasa saya membosankan. ya sebenarnya saya sedang bosan saat itu. jadilah tulisan ini yang juga membosankan. jangan bingung ya... soalnya saya juga bingung. ckckck"



Renungan Hari Ini

"Aku Belajar"


Aku belajar... bahwa tak selamanya hidup ini indah.
Kadang Allah membiarkanku melalui derita, tapi aku tahu, Allah tak pernah meninggalkanku ..
Sebab itu aku belajar menikmati hidup dgn bersyukur.

Aku belajar... bahwa tak semua yg ku harapkan akan menjadi kenyataan.
Kadang Allah membelokkan rencanaku, tapi aku tahu bahwa itu lebih baik dari yg aku rencanakan.
Sebab itu aku belajar menerima dgn ikhlas dan sukacita.

Aku belajar... bahwa cobaan itu pasti datang dlm hidupku. Aku tak mungkin berkata : "Tidak... Ya ALLAH", karena aku tahu bahwa semua itu tak akan melampaui batas kekuatanku.
Sebab itu aku belajar menghadapinya dgn sabar ...

Aku belajar... bahwa tak ada kejadian yg harus disesali dan ditangisi, karena semua Rancangan-Allah indah bagiku.
Maka dari itu aku belajar bersabar, bersyukur dan bersukacita dlm segala perkara. Karena dgn bersyukur semua itu menyehatkan jiwaku dan menyegarkan hidupku.

Ketika kakimu sudah tak kuat berdiri "BERLUTUTLAH" untuk menegakkan Sholat.
Ketika hatimu sakit tak tertahan "MENANGISLAH" dgn Dzikir. Ketika hidup rasanya sudah tak mampu untuk dihadapi..."BER-DO'A-LAH".

33 RAHASIA AYAH YANG HARUS KITA KETAHUI



Mungkin bagi beberapa anak lupa akan jasa-jasa seorang ayah atau bahkan mengabaikannya. Inilah beberapa rahasia seorang ayah:

1. Ayah ingin anak-anaknya punya lebih banyak kesempatan daripada dirinya, menghadapi lebih sedikit kesulitan, lebih tidak tergantung pada siapapun, dan selalu membutuhkan kehadirannya.

2. Ayah membiarkan kamu menang dalam permaina
n ketika kamu masih kecil, tapi dia tidak ingin kamu membiarkannya menang ketika kamu sudah besar.

3. Ayah tidak ada di album foto keluarga, karena dia yang selalu memotret.

4. Ayah selalu sedikit sedih ketika melihat anak-anaknya pergi bermain dengan teman-teman mereka. Karena dia sadar itu adalah akhir masa kecil mereka.

5. Ayah mulai merencanakan hidupmu ketika tahu bahwa ibumu hamil (mengandungmu), tapi begitu kamu lahir, ia mulai membuat revisi.

6. Ayah membantu membuat impianmu jadi kenyataan bahkan diapun bisa meyakinkanmu untuk melakukan hal-hal yang mustahil, seperti berenang di air setelah ia melepaskannya.

7. Ayah mungkin tidak tahu jawaban segala sesuatu, tapi ia membantu kamu mencarinya.

8. Ayah mungkin tampak galak di matamu, tetapi di mata teman-temanmu dia tampak baik dan menyayangi.

9. Ayah lambat mendapat teman, tapi dia bersahabat seumur hidup.

10. Ayah benar-benar senang membantu seseorang, tapi ia sukar meminta bantuan.

11. Ayah di dapur. Membuat dan memasak seperti penjelajahan ilmiah. Dia punya rumus-rumus dan formula racikannya sendiri, dan hanya dia sendiri yang mengerti bagaimana menyelesaikan persamaan-persamaan rumit itu. Dan hasilnya?... hmmzz... "tidak terlalu mengecewakan" (^_~)

12. Ayah paling tahu bagaimana mendorong ayunan cukup tinggi untuk membuatmu senang tapi tidak takut.

13. Ayah akan sangat senang membelikanmu makanan selepas ia pulang kerja, walaupun dia tak dapat sedikitpun bagian dari makanan itu.

14. Ayah selalu berdoa agar kita menjadi orang yang sukses di dunia dan akhirat, walaupun kita jarang bahkan jarang sekali mendoakannya.

15. Ayah akan memberimu tempat duduk terbaik dengan mengangkatmu dibahunya, ketika pawai lewat.

16. Ayah tidak akan memanjakanmu ketika kamu sakit, tapi ia tidak akan tidur semalaman. Siapa tahu kamu membutuhkannya.

17. Ayah percaya orang harus tepat waktu. Karena itu dia selalu lebih awal menunggumu.

18. Ia akan melupakan apa yang ia inginkan, agar bisa memberikan apa yang kamu butuhkan.

19. Ia menghentikan apa saja yang sedang dikerjakannya, kalau kamu ingin bicara.

20. Ia selalu berfikir dan bekerja keras untuk membayar uang sekolahmu tiap semester, meskipun kamu tidak pernah memikirkannya, bagaimana ia mendapatkannya.

21. Ayah mengangkat beban berat dari bahumu dengan merengkuhkan tangannya disekeliling beban itu.

22. Ayah akan berkata, "tanyakan saja pada ibumu," ketika ia ingin berkata, "tidak".

23. Ayah tidak pernah marah, tetapi mukanya akan sangat merah padam ketika anak gadisnya menginap di rumah teman tanpa izin.

24. Dan diapun hampir tidak pernah marah, kecuali ketika anak lelakinya kepergok menghisap rokok di kamar mandi.

25. Ayah mengatakan, tidak apa-apa mengambil sedikit risiko asal kamu sanggup kehilangan apa yang kamu harapkan.

26. Pujian terbaik bagi seorang ayah adalah ketika dia melihatmu melakukan sesuatu hal yang baik persis seperti caranya.

27. Ayah lebih bangga pada prestasimu, daripada prestasinya sendiri.

28. Ayah hanya akan menyalamimu ketika pertama kali kamu pergi merantau meningalkan rumah, karena kalau dia sampai memeluk mungkin ia tidak akan pernah bisa melepaskannya.

29. Ayah tidak suka meneteskan air mata. Ketika kamu lahir dan dia mendengar kamu menangis untuk pertama kalinya, dia sangat senang sampai-sampai keluar air dari matanya (ssst... tapi sekali lagi ini bukan menangis).

30. Ketika kamu masih kecil, ia bisa memelukmu untuk mengusir rasa takutmu... Ketika kau mimpi akan dibunuh monster...

31. Tapi, ternyata dia bisa menangis dan tidak bisa tidur sepanjang malam, ketika anak gadis kesayangannya di rantau tak memberi kabar selama hampir satu bulan.

32. Ayah pernah berkata, "kalau kau ingin mendapatkan pedang yang tajam dan berkualitas tinggi, janganlah mencarinya di pasar apalagi tukang loak, tapi datang dan pesanlah langsung dari pandai besinya. Begitupun dengan cinta dan teman dalam hidupmu, jika kau ingin mendapatkan cinta sejatimu kelak, maka minta dan pesanlah pada yang menciptakannya."

33. Untuk masa depan anak lelakinya ayah berpesan, "jadilah lebih kuat dan tegar daripadaku, pilihlah ibu untuk anak-anakmu kelak wanita yang lebih baik dari ibumu, berikan yang lebih baik untuk menantu dan cucu-cucuku, daripada apa yang yang telah ku beri padamu."

RENUNGAN:
BERSYUKURLAH KALIAN YANG MASIH MEMILIKI AYAH, BAYANGKAN JIKA MEREKA SUDAH TIDAK ADA COBALAH JANGAN MENJADI ANAK YANG NAKAL DAN SUSAH DIATUR. BUATLAH AYAH DAN IBU KALIAN BANGGA. ADA YANG INGIN KAMU KATAKAN SAMA AYAH KAMU SEKARANG?
  
#copas

5 pesan penting kehidupan

‪1.Jangan didik anakmu utk menjadi orang kaya. Didiklah anakmu utk merasa bahagia. Ketika mrk tumbuh dewasa mrk akan menghargai sesuatu dari nilainya bukan harganya.‬

‪2. Pemenang kata-kata terbaik di London....
"Jadikan makananmu sebagai obatmu, jika tidak maka engkau akan menjadikan obatmu sebagai makananmu"‬

‪3. Seseorang yg mencintaimu tdk akan pernah meninggalkanmu, walaupun ada 100 alasan utk melepasmu, dia pasti akan mencari 1 alasan utk mempertahankanmu.‬

‪4. Menjadi manusia (human being) dan menjadi manusiawi (being human) sangat berbeda. Hanya segelintir orang yg memahami ini.‬

‪5. Kamu dikasihi ketika lahir. Kamu akan dikasihi ketika wafat. Diantara kedua fase kehidupan itu, kamu hrs memeliharanya. Maksudnya, memelihara cinta dan kasih syg kpd sesama.

#copas

Kisah Inspiratif

"Bakti Anak pada Ibunya"
Oleh : Syaikh Mamduh Farhan al-Buhairy

Salah seorang dokter bercerita tentang kisah sangat menyentuh yang pernah dialaminya…
Hingga aku tidak dapat menahan diri saat mendengarnya…
Aku pun menangis karena tersentuh kisah tersebut…
Dokter itu memulai ceritanya dengan mengatakan :“Suatu hari, masuklah seorang wanita lanjut usiake ruang praktek saya di sebuah Rumah Sakit.
Wanita itu ditemani seorang pemuda yang usianya sekitar 30 tahun. Saya perhatikan pemuda itu memberikan perhatian yang lebih kepada wanita tersebut dengan memegang tangannya, memperbaiki pakaiannya, dan memberikan makanan serta minuman padanya…
Setelah saya menanyainya seputar masalah kesehatan dan memintanya untuk diperiksa, saya bertanya pada pemuda itu tentang kondisi akalnya, karena saya dapati bahwa perilaku dan jawaban wanita tersebut tidak sesuai dengan pertanyaan yang ku ajukan.
Pemuda itu menjawab :“Dia ibuku, dan memiliki keterbelakangan mental sejak aku lahir”
Keingintahuanku mendorongku untuk bertanya lagi : “Siapa yang merawatnya?”Ia menjawab : “Aku”
Aku bertanya lagi : “Lalu siapa yang memandikan dan mencuci pakaiannya?”
Ia menjawab : “Aku suruh ia masuk ke kamar mandi dan membawakan baju untuknya serta menantinya hingga ia selesai. Aku yang melipat dan menyusun bajunya di lemari. Aku masukkanpakaiannya yang kotor ke dalam mesin cuci dan membelikannya pakaian yang dibutuhkannya”
Aku bertanya : “Mengapa engkau tidak mencarikan untuknya pembantu?”
Ia menjawab : “Karena ibuku tidak bisa melakukan apa-apa dan seperti anak kecil, aku khawatir pembantu tidak memperhatikannya dengan baik dan tidak dapat memahaminya, sementara aku sangat paham dengan ibuku”
Aku terperangah dengan jawabannya dan baktinya yang begitu besar..
Aku pun bertanya : “Apakah engkau sudah beristri?”
Ia menjawab : “Alhamdulillah,aku sudah beristri dan punya beberapa anak”
Aku berkomentar : “Kalau begitu berarti istrimu juga ikut merawat ibumu?”
Ia menjawab : “Istriku membantu semampunya,dia yang memasak dan menyuguhkannya kepada ibuku. Aku telah mendatangkan pembantu untuk istriku agar dapat membantu pekerjaannya. Akan tetapi aku berusaha selalu untuk makan bersama ibuku supaya dapat mengontrol kadar gulanya”
Aku Tanya : “Memangnya ibumu juga terkena penyakit Gula?”
Ia menjawab : “Ya, (tapi tetap saja) Alhamdulillah atas segalanya”
Aku semakin takjub dengan pemuda ini dan aku berusaha menahan air mataku…
Aku mencuri pandang pada kuku tangan wanita itu, dan aku dapati kukunya pendek dan bersih.
Aku bertanya lagi : “Siapa yang memotong kuku-kukunya?”
Ia menjawab : “Aku. Dokter, ibuku tidak dapat melakukan apa-apa”
Tiba-tiba sang ibu memandang putranya dan bertanya seperti anak kecil : “Kapan engkau akan membelikan untukku kentang?”
Ia menjawab : “Tenanglah ibu, sekarang kita akan pergi ke kedai”
Ibunya meloncat-loncat karena kegirangan dan berkata : “Sekarang…sekarang!”
Pemuda itu menoleh kepadaku dan berkata : “Demi Allah, kebahagiaanku melihat ibuku gembira lebih besar dari kebahagiaanku melihatanak-anakku gembira…”
Aku sangat tersentuh dengan kata-katanya…
dan aku pun pura-pura melihat ke lembaran data ibunya.Lalu aku bertanya lagi : “Apakah Anda punya saudara?”
Ia menjawab : “Aku putranya semata wayang, karena ayahku menceraikannya sebulan setelah pernikahan mereka”
Aku bertanya : “Jadi Anda dirawat ayah?”
Ia menjawab : “Tidak, tapi nenek yang merawatku dan ibuku. Nenek telah meninggal – semoga Allah subhanahu wa ta’ala merahmatinya – saat aku berusia 10 tahun”
Aku bertanya : “Apakah ibumu merawatmu saat Anda sakit, atau ingatkah Anda bahwa ibu pernah memperhatikan Anda? Atau dia ikut bahagia atas kebahagiaan Anda, atau sedih karena kesedihan Anda?”
Ia menjawab : “Dokter…sejak aku lahir ibu tidak mengerti apa-apa…kasihandia…dan aku sudah merawatnya sejak usiaku 10 tahun”
Aku pun menuliskan resep serta menjelaskannya…
Ia memegang tangan ibunya dan berkata : “Marikita ke kedai..”
Ibunya menjawab : “Tidak, aku sekarang mau ke Makkah saja!”
Aku heran mendengar ucapan ibu tersebut…
Maka aku bertanya padanya : “Mengapa ibu ingin pergi ke Makkah?”
Ibu itu menjawab dengan girang : “Agar aku bisa naik pesawat!”
Aku pun bertanya pada putranya : “
Apakah Anda akan benar-benar membawanya ke Makkah?”
Ia menjawab : “Tentu…aku akan mengusahakan berangkat kesana akhir pekan ini”
Aku katakan pada pemuda itu : “Tidak ada kewajiban umrah bagi ibu Anda…lalu mengapa Anda membawanya ke Makkah?”
Ia menjawab : “Mungkin saja kebahagiaan yang ia rasakan saat aku membawanya ke Makkah akan membuat pahalaku lebih besar daripada aku pergi umrah tanpa membawanya”.
Lalu pemuda dan ibunya itu meninggalkan tempat praktekku.
Aku pun segera meminta pada perawat agar keluar dari ruanganku dengan alasan aku ingin istirahat…
Padahal sebenarnya aku tidak tahan lagi menahan tangis haru…
Aku pun menangis sejadi-jadinya menumpahkan seluruh yang ada dalam hatiku…
Aku berkata dalam diriku :
“Begitu berbaktinya pemuda itu, padahal ibunya tidak pernah menjadi ibu sepenuhnya…
Ia hanya mengandung dan melahirkan pemuda itu…
Ibunya tidak pernah merawatnya…
Tidak pernah mendekap dan membelainya penuh kasih sayang…
Tidak pernah menyuapinya ketika masih kecil…
Tidak pernah begadang malam…
Tidak pernah mengajarinya…
Tidak pernah sedih karenanya…
Tidak pernah menangis untuknya…
Tidak pernah tertawa melihat kelucuannya…
Tidak pernah terganggu tidurnya disebabkan khawatir pada putranya…
Tidak pernah….dan tidak pernah…!
Walaupun demikian…
pemuda itu berbakti sepenuhnya pada sang ibu”.
Apakah kita akan berbakti pada ibu-ibu kita yang kondisinya sehat….seperti bakti pemuda itu pada ibunya yang memiliki keterbelakangan mental???.
Copas grup sblh
Bagikan, syukran

Kisah Inspiratif

"Dia Bukan Ibuku!"
Baru berapa saat saya naik, "kiri sep..." kata ibu tua di depanku sambil berkemas. Mobil pun minggir. Sopirnya masih muda, mungkin belum sampai 25 usianya.
Sopirnya bertanya : "ibu turunnya bisa? pelan-pelan aja bu...." katanya.
Si ibu menjawab, "turunnya mah pelan pelan bisa sep, tapi nyeberangnya ibu takut."
Sopir pun turun dari mobil menuju pintu belakang penumpang, "sini bu saya tolongin" katanya.
Sopir itu membimbing ibu tua itu turun, lalu membantu menyeberangkan pelan pelan karena ibu tua itu jalan tertatih tatih.
Setelah kembali ke mobil, saya iseng bertanya... "ibu nya mas?"
"bukan.." jawabnya..
"oh.. saya kira ibunya, manggilnya sep..saya kira mas nya namanya asep.." kataku ringan. "baik banget mas mau ngurusin sampai nyebrangin segala..."
"kalau itu ibu saya bu, gak bakalan saya biarin pergi-pergi sendiri. Kalau jatuh, ketabrak, atau sakit di jalan gimana coba?
Saya suka sedih bu lihat ibu-ibu tua, ngapa-ngapain sendirian. Padahal dulu pasti lagi mudanya pergi-pergi anaknya selalu dibawa, dijagain takut anaknya jatuh , diurusin siang malem waktu anaknya sakit. ya gak bu?" tanyanya....
"iya jawabku singkat..." (Tenggorokan rasa terkunci)
"Iya bu..Orang kadang gak ngehargain ibunya... kalau senang lupa, kalau susah pasti nyari ibunya.... padahal bu.. saya ini gak punya ibu, ibu saya meninggal dari saya kecil.
Saya diasuh orang lain, barangkali kalau saya punya ibu, nasib saya gak begini... karena pasti ada ibu yang ngedoain supaya jadi anak yang sukses. Orang lain di doain ibunya, belum tentu juga inget dan sadar kalau itu tuh hasil doa sama jeripayah ibunya... yaa gak bu?"
"iya.." jawabku lemah...
"kiri depan yaa... saya doain mas selalu dimudahkan rejekinya dan bisa sukses yaa mas. jangan lupa ibunya dikirimin doa. makasih yaa.."
saya buru buru ambil Hp di tas...
"asalamualaikum. ..
mama..lagi apa? sehat ma? sama siapa di rumah? ....."
#copas

CerMin :: Aku Banci, Kalian Benci



aku masih ingin disini, masih ingin menginjakkan kaki di rumah ini. aku masih ingin disini, sampai senja menua dan berpulang lalu terbit lagi. aku enggan meninggalkan rumah kesayanganku. walau ukurannya yang mini tapi kasih sayang ibu yang ada di dalamnya tak terhitung berapa luasnya. aku masih ingin menikmati indahnya matahari saat membiaskan cahaya kuning dari celah jendela kamarku. Indah, sangat indah. menurutku. Tapi, semua itu tidak lagi bisa ku lakukan.

"kenapa, ibu ingin aku pergi? tanya ku dengan nada terisak.
ibu tidak menjawab hanya menatapku dengan tatapan nanar penuh kesenduan. "ibu benci pada ahsan? lagi-lagi ibu hanya diam. seperti memikirkan sesuatu yang sulit untuk di ucapkan.

aku masih terisak di pangkuan ibu, seperti seorang anak gadis yang sedang mengadu pada ibunya. dan bertanya dengan pertanyaan yang tidak ingin di jawab olehnya.
ibu mengelus-elus kepalaku seraya menenangkan aku. "bu, aku tidak mau pergi!." aku  tidak mengerti dengan sikap ibu yang sedari tadi diam. dia hanya diam. diam dengan air mata yang kadang-kadang jatuh membasahi pipinya.

aku ingat kata ibu semasa aku kecil. "kamu adalah anak laki-laki yang sangat ibu dan ayah rindukan". ayah bilang "kamu adalah jagoan ayah" sambil mengendongku di pundak saat bermain-main di taman belakang rumah. ayah memberiku nama dengan sebutan Ahsan. artinya "yang terbaik". ayah ingin aku memberikan yang terbaik untuk keluargaku. untuk ayah, ibu dan saudara perempuanku.

"semoga kamu jadi anak yang bisa membanggakan ayah dan ibu" kata ayah saat bermain-main di taman belakang rumah.

aku anak laki satu-satunya di keluargaku. anak yang sangat di harapakan, kata saudara perempuanku.
aku tumbuh dan besar dengan kasih sayang yang melimpah. apapun keinginanku selalu di penuhi. tapi kenapa saat ini aku seperti terusir dari keluarga yang mengaku sangat mengharapkan kehadiranku??

aku masih terisak di pangkuan ibu. masih dengan pertanyaan yang enggan di jawab ibu. "bu. ayah benci ya sama ahsan?. pertanyaan itu membuat aku ingat kapan terakhir ayah memanggil aku dengan sebutan "nak".

"kau sudah mempermalukan ayah. kau membuat keluarga ini malu!!" ayah menghampiri kami dan membentak . ayah menarik lenganku. berusaha melepaskan aku dari pangkuan ibu. "ayah tidak boleh bilang seperti itu, dia anak kita!" ibu membelaku. aku berontak. plaaakk. ayah menamparku. memberi bekas yang cukup merah pada pipiku yang lembut.

"kau ini laki-laki. bukan perempuan!" ayah mengingatkan aku dengan nada penuh amarah.

siapa yang akan aku salahkan. jika aku terlahir berkelamin laki-laki tapi beraut wajah selembut perempuan. aku tidak tau kapan terakhir aku ingat, aku adalah laki-laki bukan perempuan. semua berjalan tanpa ku sadari. bahkan ayahku sadari.

ayah memperlakukan aku layaknya lelaki. tapi, kapan aku menyadari aku lebih senang hidup seperti perempuan. aku bahkan tak menyadarinya.

aku ingat, saat aku duduk di bangku SMP aku lebih senang berteman dengan anak perempuan di banding dengan anak laki-laki. menurutku anak perempuan lebih bisa di ajak bermain dari pada anak laki-laki yang senangnya mengganggu anak-anak perempuan.

ayah curiga bahwa aku tumbuh tidak sewajarnya, saat ayah menangkap basah koleksi pakaianku yang banyak bermotif bunga-bunga, rok mini yang kekecilan, sepatu high heels yang terpajang rapi di lemari kamarku. pakaian yang tak bisa aku pakai dengan bebas.

ayah melempar pakaianku. menyuruhku pergi sejauh mungkin agar keluargaku tidak terkena sial. itu kata ayah. "keluar dari rumah ini!!, tidak ada orang yang ingin mendapat musibah di rumah ini!" ayah membentak.

ibu tak berkata sepatah kata pun. dia menangis penuh kepiluan. aku melepas genggaman ibu, merapikan pakainku yang berserakan di lantai. aku menatap ibu tanpa sepatah katapun keluar dari bibirku.

"ayah, maafkan saya." kataku dengan nada lirih tanpa penyesalan. aku pergi meninggalkan ayah dengan kemarahan yang sangat jelas terlihat di wajahnya. aku berjalan gontai. meninggalkan dua orang yang sangat aku cintai.

aku lunglai. sisa-sisa air mata masih membekas di wajahku. apalagi bekas telapak tangan ayah. memar. sekarang aku tak bisa lagi melihat matahari membiaskan cahaya kuning dari celah jendela kamarku. aku tak bisa lagi menikmati senja yang akan beranjak menjemput malam. jingga yang selalu ku nanti saat senja akan beranjak tak lagi akan menyapaku.

aku berjalan membiarkan kaki membawaku jauh dari tatapan sinis orang-orang sekitar tempat tinggalku. tatapan mencibir, sinis dan entahlah tatapan-tatapan apa itu.

aku tau, Dia Adil. Dia tidak akan membuat aku terlunta-lunta dalam duniaku sendiri.dengan keadaan tanpa kebebasan. aku terus berjalan di panasnya terik matahari. membiarkan angin menuntunku.

matahari makin pekat menjilati kulitku. peluh berjatuhan membasahi kening yang tertutup poni. angin sepoi berhembus menyapu peluhku.

aku tak ingin menghiraukan pendapat orang lain tentang hidupku. siapa yang peduli, toh hidupku aku yang jalani bukan kamu atau siapapun. aku merasa bebas setelah keluar dari rumah tempat dua orang yang ku cinta menetap. tapi disisi lain aku menangis, bagaimana aku akan hidup di dunia yang memperlakukan aku dengan sangat kejam.

"dimana keadilan itu. Tuhan?, aku tau Kau Maha Adil!" aku membatin.

mungkin aku akan terus menjdi sasaran tatapan tidak bersahabat oleh mata-mata yang menganggap diri mereka suci. tapi aku tidak peduli. inilah hidupku. aku akan menjalani sisa-sisa hidupku sendirian tanpa siapapun, bahkan jika Tuhan tak ingin mengakuiku sebagai ciptaannya yang gagal. seperti kebanyakan mata yang menganggap aku hanya seorang yang tak pantas untuk menegakkan kaki di bumi ini.
*
Aku tak tau sampai di mana kaki ini akan berhenti. Ya, sampai aku bertemu dengan orang yang bernasib sama sepertiku.
Lelah aku berjalan dan aku menemukan tempat dimana orang orang sepertiku berdiam.

"u boleh tinggal disini" kata mery. seorang yang tak jauh beda denganku. seorang yang sangat mengerti keadaanku. seseorang yang aku kenal tak sengaja di pelataran hotel kumuh tempat biasa dia menghabiskan malamnya.
mery yang telah lama mengecap kejamnya kota yang cantik ini. dandanannya yang mungkin akan menjadi bahan cemoohan mata yang melihatnya. bibir merah merona, bersepatu high heels, rok mini yang kekecilan dengan gaya kewanitaan yang gemulai.

"takdir kita sama, aku pernah merasakan hal yang sama seperti u, kita sekarang bebas, eike bebas u juga bebas" katanya dengan logat khasnya yang keperempuanan.

sebenarnya kebebasan itu memang milik semua orang, bahkan kebebasan itu milikku juga. aku bebas berbuat apa-saja selama itu tak merugikan orang lain. aku  bebas , seperti burung yang terlepas dari sarangnya. lalu terbang kemanapun yang di inginkan.

aku akan tetap menjadi aku. aku bebas memilih hidup yang aku inginkan. bahkan menjadi sosok wanita walaupun berkelamin laki-laki. toh laki-laki ataupun perempuan tak ada bedanya. mereka sama di mata Tuhan, sama-sama manusia. Sama-sama ciptaanNya juga.

dan aku tidak akan menjadi seperti pasir yang mudah tertiup angin. aku bahkan tak ingin menjadi pagi yang pucat. atau awan yang mendung. aku akan secerah mentari. atau seperti bulan yang tetap benderang dalam kegelapan malam. 
dan jika kalian benci, aku tak akan peduli.

bla bla bla bla


Aku masih bisa melihatmu dari tirai rinduku
Meski buram namun terlihat jelas 

bukan dengan mataku tapi dengan hatiku
Meski rindu saat ini terus merayu
Aku tak akan mengusirnya ataupun mengusiknya
Aku hanya akan menikmati setiap rayuan nya dalam setiap detik

 ketika rindu itu menikam hatiku.

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.