Rinduku, Milikku !!

rindu adalah rasa yang hanya bisa aku titipkan pada angin
rindu adalah rasa yang hanya bisa aku berikan lewat tatapan mata pada sepotong rembulan
itulah yang bisa aku sampaikan pada tatapan malam yang mempesona
yang menemaniku saat air mata berkunjung pada tatapan mataku yang hampa

menyukaimu seperti sebuah sajak yang tak pernah sampai
menyukaimu adalah rasa yang paling indah namun perih
meski menyukaimu adalah wajar tapi memilikimu adalah mustahil

tapi rindu masih menjadi milikku
dan perasaan ini, hanya milikku sendiri
Tetap saja aku akan menyimpan persaan ini sendiri
Entah kau ingin mengusiknya atau tidak
Tidak masalah bagiku
It’s oke...
Bahkan ketika rindu sedang merayu
Membisikkan cinta yang tengah tertidur
Aku hanya akan bercerita pada daun yang diam
Karena terkadang keindahan itu akan terasa indah meski hanya sebatas diam

tak lagi merindumu seperti kekasih

aku tidak dapat menerka
saat mentari pulang
aku tetap di sini
berdiri di ujung senja ini
bersama rindu  yang terus mengusik

aku tidak dapat menerka
saat senja semakin tua dan renta
masihkah aku disini ??
bersama rindu yang terus mengusikku ??

aku tidak dapat menerka
saat rindu terus mengikuti
akan seperti apa ketika rinduku
telah sampai pada titik jenuh

masihkah aku merindumu ??
namun,, ku katakan pada kalbuku
"tak akan lagi merindumu,, tak lagi merindumu seperti kekasih"

"disanalah aku bisa mendengar kejujuran"

setiap detik terasa sangat berarti
setiap pertemuan terasa sangat spesial
setiap pertemuan itu seperti sengaja "terjadwal" kau memiliki berbagai cara agar kita dapat bertemu. Tapi sekarang
ketika aku ingin bertemu denganmu,
selalu ada alasan yang kau buat agar kita tidak bertemu.
dan selalu aku percaya dengan katamu, meski hatiku tak pernah percaya.
aku selalu mengabaikan kata hatiku "Kau bukanlah orang penting, jadi berhentilah percaya."
"aku akan percaya dengan apa yang aku percayai"
itulah kata yang selalu ku ucapkan untuk menghindari hatiku yang mulai tidak percaya.
sepertinya, waktu mulai membuka mataku, tidak semua kata harus aku percaya.
aku mulai melihat, bukan dengan mataku
aku mulai percaya dengan yang aku percayai
ucapanmu, tatapan matamu
meski waktu itu semua kata yang terucap terasa sangat manis
semua terdengar sangat tulus dari  hatimu
tapi, sebuah ketulusanpun dapat terlihat
tidak dari hatimu
karena aku tak pernah melihat itu dimatamu
mulut mungkin bisa berbohong
tapi di matamu, disanalah aku bisa mendengar kejujuran.

"penantian ini belum usai"

penantian ini belum usai
Setidaknya aku sudah menjaga hatiku
Hanya untuk bertemu denganmu “Cinta”
Langkahku tertatih di persimpangan jalan ini
tertatih menjaga perasaanku
Hanya untuk bertemu denganmu “cinta”
Kau tau ini adalah hati bukan batu
Perasaan ini menyakitkan
Meski rindu terus merayu
hati ini adalah hati
Aku tau penantian ini belum usai

Lebih Memilih, Pilihan !

Ya, Hidup itu pilihan.
Memilih tetap menunggu pun adalah pilihan
Memilih untuk tetap menjaga hati pun adalah pilihan
tapi, Pilihan atau nasib ??
ah, entahlah pikirku mulai menerawang
pilihan, pilihan, atau...aaarrrggg 
Meski kenyataannya, pilihan itu memilukan
Meski hatiku lirih memilih menunggu
Ku yakinkan hatiku tentang penantian ini
Untuk bertemu denganmu “Cinta”
Karena Cinta itu tepat waktu
Meski cinta akan datang terlambat
Itu tetap menjadi sebuah pilihan
Ah, bukankah sudah ku katakan “hidup itu pilihan?”


Waiting You !!

menunggu membuat waktu serasa lambat untuk berdetak
menunggu menyisakan rindu yang tak berujung
menunggu adalah sebuah penantian yang tak berwujud
dan aku benci melakukan ini
menunggumu itu melelahkan !!!

karena dia sudah pergi dan jauh...

dia memang sudah pergi
namun menyisakan setitik rindu 
dia memang sudah menjauh 
namun menyisakan sepercik cinta yang entah kapan akan kering
dia sudah pergi
hilang dan menjauh
aku hanya perlu menjauh pula
dari pikiran ku tentang dia
dia sudah jauh
aku hanya akan hanyut dalam kebisuanku tentangnya
karena dia sudah pergi dan jauh...

ah.. ada kalanya aku juga merinduinya
rindu yang terus merayu
menguras segenap rasa 
melemahkan segala asa

terkadang air matapun berbicara
menemani kebisuanku
menemani diamku
melenakanku dalam badai nikmat kerinduanku
melenakanku dalam lamunan indah tentangmu

bahkan sepotong rembulan kadang menjadi kawan terbaikku
hanya mendengarku membagi rindu yang tak tertahan
pada dia yang sudah pergi dan jauh

tak lagi merindumu seperti kekasih

aku tidak dapat menerka
saat mentari pulang
aku tetap di sini
berdiri di ujung senja ini
bersama rindu  yang terus mengusik

aku tidak dapat menerka
saat senja semakin tua dan renta
masihkah aku disini
bersama rindu yang terus mengusikku

aku tidak dapat menerka
saat rindu terus mengikuti
akan seperti apa ketika rinduku
telah sampai pada titik jenuh

masihkah aku merindumu ??
namun,, ku katakan pada kalbuku
"tak akan lagi merindumu,, tak lagi merindumu seperti kekasih"

diamku, rapuh !

diamku, rapuh !!!
aku hanya akan bercerita pada daun yang diam
tentangmu tentangku tentang kita
aku hanya akan mengusikmu dalam mimpi
bersendagurau denganmu lewat diamku
bercengkrama dengan kebisuanmu
kau diam aku diam

diamku, rapuh !!!

Aku jatuh hati, pada laki-laki! (intermezo)

Itulah perasaan paling ganjil sekaligus menakjubkan
Aku jatuh hati, pada laki-laki!
Cinta itu selalu merayu
Menyisakan sepenggal rindu
Menyematkan segala rasa yang entah tidak bisa ku mengerti
Perasaan ini menakjubkan
Menciptakan sejuta rasa
Seperti kue pie dengan potongan apel di atasnya
Hmm.. dengan parutan keju yang menggoda
Mungkin seperti itulah cinta yang sedang mengaduk aduk hatiku
Menggodaku mencicipinya, menikmati setiap sentuhannya
dan inilah perasaan yang paling menakjubkan

ada sepotong rindu merajai hatiku

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.