Sudah lama sejak kita tak lagi saling menyapa. Entah ini bulan keberapa saat semuanya berakhir. Aku tak ingat dan tak mw mengingatnya. Sungguh.
Kepergianmu mungkin menyisakan rasa sakit yang saat ini sedang ku sembuhkan. Apa lagi yang bisa ku kenang selain kebohonganmu.
Ribuan janji yang sampai saat ini masih terngiang dikepalaku. Mengingat itu hanya memunculkan rasa sakit dari luka yang belum mengering.
Aku tidak tau mengapa rasa sakit ini belum bisa ku sembuhkan. Apakah rasa sayangku masih ada untukmu atau aku yang tak bisa menerima kenyataan kalau hubungan ini benar2 berakhir.
Kita memulai semua ini dengan cara yang baik tapi harus berakhir dengan rasa sakit. Aku bahkan tidak tau kenapa kau tiba2 menghilang. Apakah ada dari kata kataku yang menyinggungmu? Atau sikapku yang tak kau sukai dariku? Ah... entahlah hanya kau yang tau.
Aku hanya ingin bukti dari setiap ucapanmu. Sudah terlalu banyak janji yang kau berikan. Aku hanya mempertanyakan bukti. Tapi tak ada jawaban yang ku dapat. Kau bilang aku harus bersabar. Aku bersabar. Kau memintaku menunggu, aku menunggu. Tapi semuanya sia sia saja.
Aku menyesal?. Tidak. Aku tak ingin menyesali apapun. Aku meyakinkan diriku. Seperti inilah cara mendewasakanku. Mungkin. Beginilah cara Tuhan mendidik kesabaranku, Melatih kekuatanku untuk bisa menguasai diriku dari amarah yang bisa jadi menghancurkan diriku sendiri.
apa lagi yang bisa ku kenang darimu?. Hanya Sebuah harapan yang tetap menjadi harapan dan rasa sakit yang tetap menjadi rasa sakit.
Lalu apa lagi yang bisa ku kenang dari dirimu?
0 komentar:
Posting Komentar