A. Naskah Puisi “Berdiri Aku” Karya
Amir Hamzah
Berdiri Aku
(Karya: Amir
Hamzah)
Berdiri aku d
isenja senyap
Camar melayang menepis buih
Melayah bakau mengurai puncak
Berjulang datang ubur terkembang.
Angin pulang menyejuk bumi
Menepuk teluk mengempas emas
Lari ke gunung memuncak sunyi
Berayun alun di atas alas.
Benag raja mencelup ujung
Naik marak menyerak corak
Elang leka sayap tergulung
Dimabuk warna berarak-arak.
Dalam rupa maha sempurna
Rindu sendu mengharu kalbu
Ingin datang merasa sentosa
Menyecap hidup bertentu tuju
B. Kajian Puisi Berdasarkan Tinjauan
Psikologis
Asumsi dasar penelitian pikologi sastra
antara lain dipengaruhi oleh anggapan bahwa karya sastra merupakan produk dari
suatu kejiwaan dan pemikiran pengarang yang berada pada situasi setengah sadar
(subconcius) setelah jelas baru dituangkan kedalam bentuk secara sadar
(conscius). Dan kekuatan karya sastra dapat dilihat dari seberapa jauh
pengarang mampu mengungkapkan ekspresi kejiwaan yang tak sadar itu ke dalam
sebuah cipta sastra.
Pada puisi “Berdiri Aku” ini, Amir
Hamzah mampu mengungkapkan ekspresi kejiwaannya tentang sesuatu yang merasuk
dalam imajinasi dan pemikirannya tentang pencarian makna hidup dan tentang
sesuatu yang menjadi tujuan utama manusia dalam kehidupan ini. Lalu
pengalamannya tersebut menjadi imajinasi yang melahirkan produk kreatifitas
yang berupa karya sastra dalam puisinnya yang berjudul “Berdiri Aku” ini.
Misalnya pada bait ke 1
Berdiri aku
disenja senyap
Camar melayang
menepis buih
Melayah bakau
mengurai puncak
Berjulang
datang ubur terkembang.
Penulis mengungkapkan rasa emosionalnya
tentang apa yang dirasakannya pada apa yang dilihatnya. Penantian dan
perenungan diri terhadap apa yang dilihatnya tentang peristiwa/kejadian di
suatu pantai/laut menjadi pengalaman yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu.
Begitu juga pada bait ke dua :
Angin pulang
menyejuk bumi
Menepuk teluk
mengempas emas
Lari ke gunung
memuncak sunyi
Berayun alun di
atas alas.
Pada bait ini, penulis mengungkapkan
hubungan antara kehidupan manusia dengan peristiwa alam. Terlihat pada baris –
Angin pulang menyejuk bumi – Menepuk teluk mengempas emas – bahwa angin laut
(peristiwa alami) dapat dimanfaatkan oleh nelayan (kegiatan manusia) untuk
membawa perahunya ke daratan dengan membawa hasil lautnya.
Selain itu perwatakan tokoh yang
ditampilkan Amir Hamzah mampu menggambarkan perwatakan tokoh yang semakin
hidup. Dimana tokoh “aku” pada puisinya ini tiada lain adalah dirinya sendiri.
Namun selain itu tokoh “aku” juga bisa mewakili manusia secara umum. Dimana
terlihat dalam setiap baitnya, tokoh “aku” menjadi subjek sekaligus objek dari
setiap makna yang dimaksudnya.
Sentuhan-sentuhan emosi yang
ditampilkan tokoh “aku” dalam puisi Amir Hamzah ini sebetulnya gambaran
kekalutan dan kejernihan batin pencipta karya sastranya sendiri. Hal ini
menjadikan keorsinilan karya sastra ini. Kekalutan ini terlihat pada
penggambarannya tentang proses alam sebagai bagian dari yang mewarnai
kehidupan, dan yang menggambarkan peristiwa-peristiwa/kejadian-kejadian dari
kehidupan manusia. Hal ini nampak pada bait ke 3 :
Benag raja
mencelup ujung
Naik marak
menyerak corak
Elang leka
sayap tergulung
Dimabuk warna
berarak-arak.
Bait ini bermakna, pelangi yang
membentang dari satu ujung, naik ke langit dan turun di satu ujung lainnya
dengan keindahan warna-warni yang dapat membuat lupa siapapun yang melihatnya,
yang padahal pelangi itu hanyalah sesuatu yang semu, tidak dapat disentuh,
namun hanya dapat dilihat saja. Hal ini juga merupakan gambaran pengarang
tentang kehidupan ini. menggambarkan tentang ambisi manusia, nafsu manusia,
dalam berusaha dan melihat sesuatu tentang duniawi.
Amir Hamzah dalam mencipta puisi ini, menggunakan
cipta, rasa, dan karyanya. Ia, mengungkapkan gejolak jiwanya tentang kehidupan
dan tujuan kehidupan ini. Dimana pada bait terakhir, penulis mengungkapkan
gagasan dari puncak kegelisahan jiwaannya dengan ungkapannya bahwa dalam
semua peristiwa yang terjadi baik yang terjadi oleh sebab manusia ataupun
alamiah merupakan gambaran dari kehidupan yang dapat ditafakuri manusia sebagai
sesuatu yang sangat sempurna, dari kegelisahan rasa rindu yang menggugah rasa
haru di hati dan perasaan untuk mencapai keinginan yang didambakan yaitu
merasakan kebahagiaan, kesejahteraan dalam tujuan yang jelas dalam kehidupan ini.
Bait tersebut berbunyi:
Dalam rupa maha
sempurna
Rindu sendu
mengharu kalbu
Ingin datang
merasa sentosa
Menyecap hidup
bertentu tuju.
Ungkapan
penulis tentang hidup dan kehidupan serta makna kehidupan pada puisinya yang
berjudul “Berdiri Aku” ini, juga dilatar belakangi kehidupan penulis. Yaitu
bahwa penulis dibesarkan dalam lingkungan terpelajar baik pendidikan duniawi
ataupun pendidikan agamis.
1 komentar:
subhanallah keren analisisnya
Posting Komentar