CerMin :: Selamat datang cinta

Semalam tidurku cukup nyeyak, sampai aku bermimpi bertemu dengannya. Dia berdiri di sana, entah dimana. Dia menatapku tanpa sepatah katapun terucap darinya. Tatapan yang langsung menusuk dalam hatiku.
Aku berdiri, entah dimana. Yang kulihat hanya pepohonan tinggi dan di penuhi dengan tanaman bunga yang sedang mekar. Dia menghampiriku. Berdiri di depanku. Dia hanya menatapku. Aku pun diam seribu kata. Cukup lama dia menatapku. Sampai terdengar suara ibuku membuyarkan semua mimpi indahku.
“tiara, bangun.. kamu gak kerja?” teriak ibuku sambil mengetuk pintu kamar.
“iya, bu... aku dah bangun” sahutku sambil menahan rasa kantuk yang masih tersisa.
aku berusaha membuka mata yang masih menyisakan kantuk semalam. “ternyata hanya mimpi, ya?” kataku sambil garuk kepala yang tak gatal. Aku tersenyum, entah kenapa aku begitu senang ketika dia menemuiku. Bahkan hanya dalam mimpi.
Aku beranjak dari tempat tidur favoritku. Dan bersiap bertemu dengannya. Eh maksudku bersiap untuk ke kantor..hehe. tapi aku berharap aku bertemu dia seperti dalam mimpiku.
“gak sarapan dulu, ra?” tanya ibuku ketika melihatku terburu-buru keluar kamar dan mencari kunci motorku.
“dah telat bu..” sahutku sambil menyalakan mesin motor yang telah terparkir di depan rumahku.
“kamu tuh ya,, makanya besok bangunnya jangan kesiangan.”
Aku hanya senyum “aku pergi dulu, bu.” Setelah berpamitan aku langsung menggas motorku ke jalan raya.
“Pukul 8 lewat” ku tatap jam tangan yang melekat di pergelanganku. ku parkir motorku, ku tengok kanan kiriku. “dia belum datang” kataku setelah aku tak melihat motornya terparkir dimanapun.
“lagi nyari sesuatu?” tiba tiba terdengar suara yang mengejutkanku.
“eh.... nggak ada kok” aku tersenyum ketika tahu suara yang datang adalah suara seseorang yang hadir dalam mimpiku semalam. Hatiku tiba-tiba berdegup gak karuan.
“terlambat, ya? Tanyanya
“kamu juga.”
“hehehe... iya” dia tersenyum membuat hatiku semakin gak karuan. Tak banyak percakapan yang tercipta. Kami meninggalkan parkiran dan menuju ke departemen masing-masing.
“ra, telat lagi?” tegur sesil setelah aku sampai di meja kerjaku.
“iya, soalnya bangunnya kesiangan.” Jawabku dengan wajah di sendukan.
“ wah,, ini yang harus aku selesaikan?” aku kaget melihat map yang menunggu akan diselesaikan menumpuk di atas mejaku.
Sesil hanya mengangguk. Dan melanjutkan pekerjaannya kembali.
“wajahmu hari ini kok berseri-seri banget, ya?” tanya sesil menggangguku.
“apa sih, sil?. Aku sedang bekerja nih.” Sesil adalah teman kantor yang  akrab denganku. Secara dia adalah teman sekampusku dulu. Dan dia yang merekomedasikan aku masuk di kantor ini.
“hmmm.. gk mau jawab. Awas ya kalau mau curhat gak mau denger?” sesil mengancamku
“iya..iya... jangan gitu donk...nanti aku cerita”
“siiiipppp”. Kami melanjutkan pekerjaan kami sampai jam makan siang memanggil.
Kami duduk di kantin kantor dan memesan makanan favorit kami. Semangkok bakso dan segelas teh dingin. “sil, tadi aku ketemu arham di parkiran loh !!!” kataku memulai pembicaraan.
“terus dia bilang apa?” sesil merespon omonganku.
Aku paling suka menceritakan sesuatu pada sesil. Dia adalah sahabat sekaligus rekan kerjaku.
“jadi” tanya sesil penasaran yang entah apa maksudnya.
“jadi apa?’ tanyaku tak mengerti
‘‘dia ngajak kamu jalan gak?”
“nggak” Aku geleng kepala.
“ra, kamu suka sama arham? Jawab!!” tanya sesil menggodaku.
Entah kenapa pertanyaan sesil membuat aku tersipu malu, apa ini tanda kalau aku memang menyukainya. “aku gak tau” belum sempat aku menyambung omonganku seseorang menghampiri kami.
“boleh gabung gak?” tanyanya sambil menarik kursi lalu duduk di antara aku dan sesil.
“boleh..boleh” sesil dengan semangat meyilakan arham untuk bergabung dengan kami.
“wah.. kayaknya enak tuh makan bakso”
“iya, pesan aja ma mbaknya” kataku
Kami menikmati makan siang kami. Tak ada pembicaraan yang aneh-aneh antara aku dan arham. Apalagi kepada sesil...hehe
“oia, ra... ntar pulang kantor kamu kemana?” tanya arham ketika sesil beranjak ke toilet. Hanya tinggal aku dan arham duduk berhadapan.
“eh... gak kemana-mana, langsung pulang kerumah” jawabku
“lagi cerita apa, hayo?” sesil tiba-tiba muncul dan menggoda kami berdua.
“emang kami cerita apa?” tanya arham
“aku ganggu, ya. Sorry deh”
“gak, kok sil. Sensi banget sih.”
“oh.. gk papa kok. Ya udah lanjutin aja ceritanya. Aku mau lanjutin kerjaanku juga. Dah..”
Kepergian sesil, tak membuat aku dan arham menyambung cerita panjang lebar. Kami kambali pada kerjaan masing-masing, yang sebelumnya aku dan arham udah janjian ketemu besok sore di sebuah rumah makan.
“wah,,wah. Ada yang lagi jatuh cinta nih” sesil lagi2 menggodaku. “kalian ngomongin apa?’ tanya sesil penasaran.
“dia ngajak ketemuan” kataku dengan hati yang sedang berbunga.
“kapan, dimana, jam berapa?’ tanya sesil semangat.
“ada deh, rahasia?” aku tersenyum membuat sesil terlihat dongkol.
“iya deh. Terserah. Yang penting kamu bahagia.. aku juga bahagia”
Hari semakin sore. Pekerjaan yang sedari pagi menumpuk sekarang makin berkurang. Aku merapikan mejaku yang berantakan. Dan bersiap untuk pulang kerumah kesayangan.
“cie..cie yang besok mau ketemuan. Kebetulan besok kita liburkan?”
“Sil, aku seneng banget waktu arham ngajakin jalan.” Hatiku berbunga-bunga
“itu kesempatanmu buat ungkapin semua perasaan kamu pada arham.”
“aku harap, arham juga suka ma aku”
‘aku doain, moga kencanmu berjalan lancar.”
‘aamiin.”
Aku tak bisa tidur memikirkan peristiwa yang akan terjadi besok. Aku berusaha memejamkan mataku dan berharap malam cepat berakhir. Aku tak sabar bertemu dia.
*
Waktu yang ditentukanpun tiba. Aku masuk di sebuah rumah makan sambil menengok kesana sini. Mencari arham yang katanya sudah menungguku. Dia melambaikan tangan. Aku menghampirinya.
“maaf, uda nunggu lama.”
“ya, lumayan. Tapi nggak papa kok.”dia senyum dan menyilakan aku duduk.
Hatiku berdegup tak berbentuk. Dag..dig...dug. seandainya dia bisa mendengar suara hatiku, pasti dia akan tertawa. Aku harap dia tidak menangkap sesuatu yang aneh dari tingkahku saat ini.
“kamu cantik hari ini.” Dia membuka pembicaraan. Aku tersenyum malu “makasih.”
banyak percakapan yang terjadi antara kami. Dari hal sepele sampai ke hal yang membuat jantungku hampir copot. Dia mengungkapkan perasaannya padaku. Hal yang tak pernah ku duga tapi menjadi sebuah harapanku saat ini.
“sudah lama aku ingin katakan sesuatu sama kamu, tapi baru hari ini aku memiliki keberanian untuk ini, aku menyukaimu dan aku ingin selalu ada di dekatmu.” Katanya yang nyaris membuat hatiku menyembul keluar dari tubuhku.
Aku tersenyum, dan bertingkah sewajarnya, (ya, sedikit jaim gak papa donk...heheh). aku diam seolah-olah aku sedang menimang perkataannya. “sebenarnya,, aku juga suka sama kamu.” Kataku akhirnya. Dan bertepatan dengan itu, kami pun resmi jadian.
*
“akhirnya, kamu punya pacar juga” kata sesil ketika aku menceritakan semua padanya.
“kamu benar,,aku memang harus membuka hatiku untuk seseorang”
“baguslah, itu lebih baik dari pada menutup diri hanya karena rasa sakit yang dulu kau simpan sangat lama hanya akan membuat hidupmu tak berarti dan hampa. Masa lalu biarlah menjadi masa lalu dan cukup di simpan dan tak perlu di ungkap kembali” kata sesil panjang kali lebar.
“tumben kamu pinter, sil”
“enak aja, emang dari dulu aku pinter kok” sambil menjitak kepalaku.

Sesil memang benar, masa lalu hanya sebuah kenangan yang harus di simpan dalam kotak peti lalu di kubur dalam-dalam sampai mencium ujung bumi. Tak perlu di ungkap lagi dan tak perlu di ingat lagi. Sekarang aku akan menjalani hidupku yang baru dengan seseorang yang baru. Dan ku katakan pada diriku sendiri “selamat tinggal masa lalu, selamat datang cinta”.

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.