Sastra Bugis : La galigo


La galigo adalah salah satu karya sastra dari bugis yang merupakan epos terpanjang di dunia. La galigo adalah tulisan-tulisan yang terdapat didalam ribuan manuskrip yang kini terbesar di berbagai perpustakaan baik didalam maupun diluar negeri, atau yang tersimpan serpihan-serpihan episodenya pada sebagian orang bugis yang masih setia memelihara dan menjaganya. Sebaiknya, bila hanya menyebut GALIGO itu berarti yang dimaksudkan adalah tembang-tembang dari naskah la galigo yang dinyanyikan pada upacara-upacara ritual dengan ritme yang tetap dan datar.
La galigo merupakan salah satu karya sastra bugis yang kini tersebar di berbagai perpustakaan baik  dalam maupun di luar negeri. La Galigo ada juga yang disimpan di Library of Congress di Washington Amerika Serikat yaitu salinan dari Husin bin Ismail, seorang bugis keturunan Wajo yang bekerja di singapura. Dari segi umur naskah yang disalin sekitar tahun 1940 ini boleh dianggap sebagai naskah yang sudah tua. Sureq Galigo adalah kitab suci yang bersifat mitos yang bagi sebagian orang bugis dianggap sebagai peristiwa sejarah yang benar-benar pernah terjadi.
Galigo itu berarti yang dimaksudkan adalah tembang-tembang dari naskah  La galigo yang dinyanyikan pada acara-acara ritual dengan ritme yang tetap dan datar. Jadi Manggaligo berarti menembangkan La Galigo sedang Panggaligo yang dimaksudkan adalah sang penembangnya. Sementara bila hanya menyebutkan I La Galigo itu berarti yang dimaksudkan adalah nama tokoh yang ada dalam naskah La Galigo. La Galigo merupakan karya sastra tulisan maupun lisan. Tradisi lisan ditemukan pada masyarakat bugis dan menjadi baku karena ketertulisannya. Tradisi Lisan La Galigo lebih dikenal dengan nama Sawerigading tokoh utama dalam La Galigo.

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.