pengembangan indikator

bagi yang ingin mengembangkan indikator pembelajaran silakan baca di bawah ini. semoga bermanfaat.

Indikator merupakan penjabaran langsung dari suatu kompetensi dasar. Indikator dipergunakan sebagai dasar untuk membuat soal ujian. Oleh karena itu, indikator harus dirumuskan dengan menggunakan kata-kata kerja operasional, kata-kata kerja yang kadar capaiannya dapat diukur dan diamati. Indikator yang berisi kata-kata kerja operasional itu yang dijadikan petunjuk tingkah laku peserta didik sebagai bukti hasil belajar yang dapat diukur.

Penguasaan peserta didik terhadap beberapa indikator yang dijabarkan dari sebuah kemampuan dasar dapat dipandang sebagai pengauasaan terhadap kemampuan dasar tersebut. Hal inilah antara lain letak makna pengujian berbasis kemampuan dasar itu. Lewat capaian indikator-indikator itulah para guru dapat menyimpulkan bahwa sebuah kompetensi dasar telah dikuasai atau sebaliknya oleh peserta didik dengan melihat capaiannya per indicator.

Sebuah standar kompetensi dapat dijabarkan menjadi beberapa buah kemampuan dasar dan tiap kemampuan dasar dapat dijabarkan menjadi beberapa indikator, hal itu bergantung pada kebutuhan dan pertimbangan-pertimbangan lain. Pertimbangan yang dimaksud ialah fokus tujuan pembelajaran, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan dan pentingnya suatu kompetensi dasar untuk penguasaan pengetahuan dan keterampilan terkait tujuan pembelajaran mata pelajaran, atau bahkan menjadi prasyarat atau pendukung bagi penguasaan materi ajar dan atau mata pelajaran lain.     

Karena merupakan penjabaran dari kompetensi dasar, cakupan materi pembelajaran indikator haruslah lebih sempit dibanding kemampuan dasar. Luas atau sempitnya cakupan materi itulah yang juga membedakan kemampuan dasar dengan indikator. Jadi, dalam penentuan dan perumusan indikator, disamping dari kata kerja operasional yang dipergunakan, harus pula dipertimbangkan cakupan materi pembelajaran yang terbatas. Jika dalam sebuah indikator cakupan bahan ajarnya relative masih luas, walaupun sudah berkata kerja operasional, sebaiknya ia dipecah lagi menjadi dua atau beberapa indikator.

Kata kerja operasional yang dapat digunakan dalam indikator jumlahnya relatif banyak. Namun pemilihan kata kerja yang akan dipakai haruslah dipertimbangkan dengan cermat sesuai dengan kompetensi yang akan diajarkan dan kemudian ditagih kadar penguasaannya. Ada perbedaan karakteristik kata-kata kerja operasional terhadap tuntutan kinerja kebahasaan. Di satu sisi, ada yang lebih bernuansa makna untuk menagih capaian hasil pembelajaran bahasa dan sastra yang bersifat aktif reseptif (menyimak dan membaca), dan   di sisi lain untuk tagihan yang bersifat aktif produktif (berbicara dan menulis) walau sama-sama menuntut kinerja kebahasaan.

Contoh kata kerja operasional yang disebut dalam kurikulum adalah : melafalkan, membaca, membuat, menafsirkan, menceritakan, mendefinisikan, mendemonstrasikan, mendeskripsikan, menentukan, menerapkan, menerjemahkan, menganalisis, mengenal, mengevaluasi,  menemukan, menggambarkan, menggunakan menghitung dan mengidentifikasikan. Tentu saja masih banyak kata kerja operasional yang lain yang dapat digunakan walau tidak disebut atau dicontohkan dalam kurikulum tersebut.

Sebagai contoh, kemampuan dasar pertama dalam contoh di atas yang berbunyi (i) menemukan makna kata tertentu dalam kamus secara cepat dan tepat dengan konteks yang diinginkan melalui kegiatan membaca memindai, kemudian dijabarkan menjadi indicator-indikator  seperti: (i) mampu menemukan tema secara cepat dan tepat, (ii) mampu menemukan makna kata secara cepat dan tepat sesuai dengan konteks yang diinginkan. Kedua indicator tersebut hanya sekadar contoh karena tentu saja masih dapat dibuat berbagai indicator lainyang sesuai dengan kebutuhan dikelas

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.